Sabtu, 22 Mei 2010

Selamat Tinggal Persitara

Ditulis Oleh admint
Saturday, 22 May 2010

Persija sukses membuktikan siapa yang paling hebat di Jakarta, sore ini Sabtu (22/5) pasukan Macan Kemayoran berhasil mengalahkan Persitara dalam duel derby yang dilangsungkan tanpa penonton di stadion Gelora Bung Karno Jakarta.

Bertindak sebagai tuan rumah Persitara berusaha keluar dari tekanan dan menyerang team Persija, sejak babak pertama ditiupkan penyerangan spartan yang dikomandoi Tantan dan Kabir Bello sempat membahayakan gawang Persija, namun semua itu seakan tidak berarti karena tidak satupun gol bisa mereka ciptakan pada pertandingan ini.

Persija pun bukan tanpa peluang, dari pantauan Crew JO yang menyaksikan langsung di GBK, beberapa kali peluang emas dari BP, dan Aliyudin nyaris membuahkan gol di babak pertama. Tapi semua peluang tersebut tidak bisa diakumulasikan menjadi gol hingga babak pertama pun berakhir dengan skor kacamata.

Memasuki babak kedua pertandingan berlangsung dengan tempo yang sedang - sedang saja kedua team saling melancarkan serangan namun karena ketatnya dan kesigapan kedua penjaga gawang membuat skor masih sama kuat, hingga pada menit ke 75, Emallue Serge memecah kebuntuan dengan gol yang dicetakkan dan menjadi satu – satunya gol yang tercipta pada pertandingan itu.

Dengan hasil ini, semakin membuat Persitara menempati peringkat paling bawah klasemen, dan hampir bisa dipastikan kalo tidak ada kebijakan – kebijakan dari PSSI di kemudian hari Persitara degradasi ke divisi utama.

Pada pertandingan ini Ismed Sofyan sedikit mengalami cidera, namun menurut Maman Suryaman asisten pelatih Persija dalam sesi konfrensi pers setelah pertandingan, itu tidak begitu mengganggu, diharapkan menjelang 2 partai penutup ISL Ismed bisa dimainkan kembali.

“Semua kegagalan yang dialami oleh Persitara pada musim ISL ini merupakan tanggung jawab saya selaku manajer, bukan tanggung jawab pemain ataupun pelatih, dan sesuai keputusan team, akan di cari manajer yang benar – benar serius menangani Persitara, tidak hanya cinta dan gila bola, namun harus punya finasial yang cukup sehingga kedepannya Persitara bisa lebih mandiri,”ungkap Hery Ruswanto manajer Persitara pada saat konfrensi pers pada awak media.

Bagi Persija sendiri dengan kemenangan ini, sekarang tinggal konsentrasi pada dua laga sisa ISL melawan Persema dan Arema, tidak ada kata menyerah Persija harus tampil maksimal di sisa laga ini untuk membus papan atas klasemen, pungkas Maman Suryaman. (Zni – JO)

sumber : jak-online

Manajemen Sumber Daya Manusia Ritel

Saat ini usaha bisnis bisnis retail atau usaha retail merupakan salah satu usaha yang memiliki prospek yang baik dan terus berkembang.Maka dari itu banyak perusahaan konsultan, jasa konsultan,konsultan bisnis dan konsultan usaha retail untuk mambantu para pebisnis retail. Pengelolaan bisnis usaha,bisnis retail atau usaha retail membutuhkan kesiapan pengelola dalam semua sisi manajemen. Kelemahan dalam satu sisi manajemen ritel akan membuat peritel mengalami kendala dalam mengelola dan memacu industri usaha bisnis ritel bekerja dengan baik dan cepat. Masalah umum yang dihadapi oleh pebisnis usaha ritel -terutama pebisnis baru- saat ini adalah masalah manajemen. Mereka biasanya membuka ritel dengan tanpa konsep atau tanpa manajemen strategi ritel yang matang. Dalam tulisan ini saya akan membahas mengenai manajemen ritel mulai dari strategi pemasaran ritel, strategi financial dan keuangan ritel, strategi lokasi ritel, manajemen sumber daya manusia ritel, Informasi sistem dan supply chain manajemen ritel hingga manajemen hubungan customer. Manajemen strategi ritel mencakup 1.) target market peritel. 2.) strategi peritel untuk memuaskan atau mencukupi kebutuhan pasar. 3.)dasar peritel untuk menciptakan competitive advantage. Target market adalah sasaran dimana peritel fokus menggarap pasar sasarannya. Sedangkan format ritel adalah bagaimana peritel mampu melakukan strategi ritel mix atau strategi bauran yaitu berupa type merchandise, pelayanan yg diberikan, strategi harga, strategi promosi dan advertising, strategi lay out dan design, tipikal lokasi dan customer services). Sedangkan competitve advantage adalah keunggulan peritel atas kompetisi yang ada yang tidak dapat dilakukan oleh kompetitor dan dapat diterapkan dalam jangka waktu yang lama. Strategi competitive advantage adalah hal yang paling penting dalam strategi pemasaran ritel. Membangun competitive advantage berarti bahwa peritel sedang membangun benteng yang kuat di pasar kompetisi pasar ritel. Ketika peritel berhasil membangun competitive advantage dengan kuat dan kokoh akan sulit bagi kompetitor untuk mencontoh atau mengikuti strategi competitive advantage ini dalam merebut pasar dan pelanggan. Ada tujuh peluang penting bagi peritel untuk membangun competitive advantage: 1. ) customer loyalty. 2.)lokasi. 3.)manajemen sumber daya manusia. 4.)sistem informasi dan distribusi. 5.) merchandise yang unik. 6.) hubungan dengan supply chain. 7.)customer service. http://konsultan-manajemen.com/

ORANG OREN

Awalnya Aji Kemayoran sama Fahru Pondok Ungu punya keinginan tuk buka usaha di bidang penjualan merchandise Persija dan the Jakmania. Mereka bicara sama gw tuk minta pendapat. Nah, gw suka nih yang kaya gini. Kreatif dan punya semangat. Toh dengan produksi kaos, berarti juga membantu pemasalan dan sosialisasi Persija dan the Jakmania. Gw dukung! Kebetulan gw ada rejeki lebih, gw mau bantu tuk beli peralatannya. Produknya juga harus punya label nama kan? Gw usul namanya ORANG OREN. Kenapa ORANG OREN? Panjang nih filosofinya.

ORANG OREN jelas menunjukkan loyalitas pada Persija yg menggunakan kaos oren, meski kalo Persija kaosnya item gw ga bakalan bikin ORANG ITEM, tar dibilang rasis lagi. ORANG OREN secara tidak langsung mengkampanyekan suporter Persija tuk tetep menggunakan kaos oren yang memang sudah menjadi ciri khas Persija. ORANG OREN kalo disingkat jadi o2, yang bisa juga dilihat sebagai angka 02 (kosong dua). Angka itu adalah no anggota gw di the Jakmania. Jadi lengkap kan.

Sayang niatan kedua orang itu ga berlanjut. Gw tunggu lama tapi ga ada juga gerakan yg lebih serius tuk mewujudkan usaha ini. Sampai dateng yang namanya QQ dari KM37 Villa Pertiwi. Dia tertarik dengan konsep ini dan karena kebetulan dia jago gambar, dia coba kasi usulan beberapa gambar tuk jadi logo produk. Gw pilih yang sekarang karena bentuknya seperti orang sujud. Gw berharap ORANG OREN selalu ga lupa tuk bersujud, dalam arti tunduk pada Sang Pencipta sekaligus juga menunjukkan kerendahan hati. Adanya logo membuat semangat baru, QQ juga yg mendesain gambar2 di kaos o2. Aji yang bagian produksi. Dan alhamdulillah, produk2 o2 diterima oleh para the Jakers.

Anehnya ketika desain o2 baru ada 3 jenis, tiba2 muncul isu2 di kepengurusan the Jakmania kalo o2 itu adalah organisasi tandingan the Jakmania. Gw justru tau gosip ini dari tetangga gw di Lebak Bulus. Gw ngakak dengan gosip ini. Disatu sisi, gw heran maunya apa dengan orang yg pertama bikin isu ini. Tapi disisi lain justru ini promosi gratis buat kaos2 o2. Semakin sering diomongin semakin banyak orang yg nyari.

o2 jalan terus beriringan dengan gosip yg menerpa. QQ pernah bikin kaos dengan logo o2 besar sekali di dada. Awalnya gw nolak, karena gw ga pengen orang jadi lebih cinta o2 daripada Persijanya. Niat awalkan o2 tu memproduk kaos2 Persija dan the Jakmania. Tapi belakangan semakin banyak permintaan kaos yang berlogo O2 besar di dada. Hehehe, tuntutan pasar harus didengar juga. Akhirnya bermunculanlah kaos2 o2 di distro2 the Jakmania. Sampe detik ini Aji masih terus memproduksi merchandise berlabel o2.

Yang gw sayangin adalah sikap beberapa Pengurus yang mengambil sikap bermusuhan dengan o2. Kenapa? Kan o2 itu hanya label poduk kaos? Kalo emang ga boleh, kenapa yang laen boleh? Liat aje produk2 kaos seperti Stepmover, Biang Kerok dll.

Belakangan, atas permintaan temen2 korwil, diadakanlah forum di Stasiun Oren. Forum tsb tujuannya cuma menjadi jembatan komunikasi antara Manajemen TIm dengan Suporter Persija. Forum tsb awalnya cuma dihadiri segelintir orang. Sejalan dengan waktu makin banyak yang hadir disana untuk ikut dalam forum yang sebetulnya gw lebih suka menyebutnya sebagai 'obrolan warung kopi'. Tapi temen2 lebih sering menyebutnya sebagai 'kuliah'. Persis seperti ketika gw dulu mimpin pertemuan di Menteng saat gw menjabat sebagai Ketua Umum the Jakmania.

Awalnya forum itu cuma untuk ngobrolin perkembangan Persija. Tapi makin lama makin banyak yg dateng tuk tukar pikiran tentang aktivitas dan kreativitas mereka masing2. Seperti Ontel Oren, JakOnline, JakComic, JakPhotography, Tiger Boys, Orange Street Boys, JakMovie, Mental Baja dll. Selama itu ada manfaatnya untuk Persija, pasti gw dukung. Bukan cuma sekedar dukung dengan kata2, tapi gw juga coba membantu membesarkan kreativitas mereka agar bisa lebih diterima anggota. Toh semakin banyak komunitas ini, semakin banyak pula peluang kita untuk memperkenalkan Persija, dan pada ujungnya semakin banyak orang yang cinta sama Persija.

Belakangan malah beberapa kelompok juga hadir di Stasiun Oren tuk sekedar tuker pikiran bagaimana mengembangkan suporter Persija di wilayah masing2 sehingga mereka bisa mendirikan korwil the Jakmania. Hal kaya gini jelas gw suport banget. Meski tetap keputusan ada di tangan Pengurus Pusat di Sekretariat the Jakmania Lebak Bulus, tapi ga ada salahnya kan klo kita bantu memotivasi setiap orang yang ingin mengembangkan suporter Persija di kampungnya. Toh, di Stasiun Oren tidak pernah membuat sebuah keputusan, karena keputusan yang sah cuma dateng dari Pengurus Pusat.

Di Stasiun Oren juga banyak yang bukan anggota the Jakmania. Buat gw, adalah hak mereka tuk memutuskan menjadi anggota the Jakmania atau enggak. Yang penting gw cuma liat semangat mereka tuk dukung Persija. Memang ada kritikan dari oknum Pengurus yang bilang kalo bukan anggota kenapa pake fasilitas organisasi? Lah, bukannya kalo tur tandang ada harga khusus tuk yg bukan anggota? Demikian juga penjualan kaos di Sekret, ada harga anggota dan harga non anggota.

Ah, sayang sekali. Menurut gw, sikap oknum Penguruslah yang membuat terjadi pengkotak-kotakan di kalangan suporter Persija. Kenapa mereka harus kampanye negatif tentang o2? Apa mereka khawatir keberadaan o2 itu bisa mengganggu eksistensi mereka sebagai Pengurus? Kalo gitu introspeksi diri dong, apa yg kurang dari dirinya sendiri? Dulu gw bikin JAK ANGEL kaga ada yg protes? Gw bikin OREN SEJATI juga kaga ada yg protes? o2 tidak menyalahi aturan organisasi. Semua orang berhak tuk ngadain forum sendiri selama tidak mengatasnamakan organisasi. Kita tidak pernah bilang Stasiun Oren tu sekretariat the Jakmania. Kita juga tidak pernah mengeluarkan Kartu Anggota. Apa setiap orang yg ke Stasiun Oren trus mengajukan pendirian korwil ke o2? Tidak kan? Mereka semua mengajukan korwil ke Pengurus Pusat di Sekretariat Lebak Bulus. Harusnya mereka berterima kasih dengan motivasi yang kita berikan sehingga semakin banyak orang yang bersemangat tuk diriin korwil.

Ingat! Dalam AD/ART the Jakmania, disitu dikatakan Pengurus the Jakmania harus bisa menjadi jembatan antara Pengurus Persija, Pemain Persija dan Suporter Persija. Ingat! the Jakmania punya kewajiban untuk menghimpun dan menggalang suporter Persija.

Dulu, waktu irlan Garis Keras masih gw terima di Stasiun Oren, dia orang pertama yang bilang sama gw kalo dia dan seluruh Garis Keras menyatakan bergabung dengan o2! Gw ketawa dengernye. Gw tegasin lagi, kalo o2 itu bukan organisasi dan insya allah tidak akan pernah menjadi sebuah organisasi. Memang sekarang O2 berkembang menjadi sebuah komuntias. Wajar kan? Seperti komunitas Slankers, OI, dll. o2 hanya sekelompok manusia pecinta Persija yang ingin terus mengikuti perkembangan Persija, ingin terus mendekatkan diri pada Persija, dan ingin terus bersilaturahmi dengan sesama suporter Persija. o2 tidak pernah bertentangan dengan the Jakmania, karena sebagian besar dari o2 adalah anggota the Jakmania. o2 tidak pernah mengeluarkan pernyataan resmi, karena kami hadir dan kumpul disana cuma ngobrolin Persija. Silahkan orang laen menganggap kita berhianat pada organisasi. Yang penting... KITA TIDAK PERNAH BERKHIANAT PADA PERSIJA.


SUMBER :Notes Bung FERRY Indrasjarief

10 duel terakhir Partai klasik Persija Vs Persib

10 Juni 2009 Persija 1-2 Persib
19 Juli 2008 Persib 2-3 Persija
16 Agustus 2007 Persija 1-0 Persib
24 April 2007 Persib 3-0 Persija
20 Mei 2006 Persib 1-1 Persija
25 Februari 2006 Persija 0-0 Persib
4 September 2005 Persija 3-0 Persib [WO]
22 Mei 2005 Persib 1-1 Persija
29 September 2004 Persija 1-0 Persib
12 Mei 2004 Persib 0-0 Persija

Persija menang 4x
Persib menang 2x
seri 4x

"PERSIJA SLALU DIHATI"

Surat Untuk BP (Bambang Pamungkas)

Siapa yang tidak mengenal sosok Bambang Pamungkas, pesepakbola yang lahir di Getas sebuah kabupaten di Semarang pada tanggal 10 Juni 1980 yang merupakan Striker Team Persija Jakarta dan Timnas Indonesia. Memulai karir sepakbola profesionalnya bersama Persija Jakarta di umur yang relative masih muda 19 tahun. Sepanjang karirnya hingga saat ini, Bepe begitu biasa disapa sudah cukup malang melintang dalam pencapaiannya sebagai pesepakbola,selain membela Persija, Bepe juga pernah membela klub asal belanda EHC Hoensbroek Norad Holand pada tahun 2000 selama 4 bulan, dan memperkuat Selangor FC Malaysia, suatu pencapaian yang luar biasa untuk seorang pesapakbola local.
Prestasi yang sudah diraih tidak main – main sepanjang karirnya Bepe sudah mecetak 34 gol untuk tim nasional rekor baru yang sebelumnya dipegang oleh Kurniwan Dwi Julianto dengan 33 gol yang juga merupakan idolanya. Di Persija total bepe sudah membukukan sebanyak 115 gol dan selama karir di Selangor FC berhasil memasukan 61 gol.

Selain itu berikut rangkaian prestasi yang diraih bepe Atlet Harapan Terbaik versi Tabloid Bola Persija Jakarta (1999), Juara Hassanal Bolkiah Turnament Brunei Darussalam Persija Jakarta (2000), Pencetak Gol Terbanyak (Top Scorer) Liga Indonesia Persija Jakarta (2000), Pemain Terbaik Indonesia versi Media GO Persija Jakarta (2000), Juara Liga Indonesia Persija Jakarta (2000), Pemain Terbaik Liga Indonesia Persija Jakarta (2001), Pemain Terbaik Indonesia versi ANTV Persija Jakarta (2003), Pemain Terbaik Copa Djie Sam Soe Persija Jakarta (2007), Striker Terbaik Copa Djie Sam Soe Persija Jakarta (2007), Duet Terbaik Copa Djie Sam Soe Persija Jakarta (2007), Juara Sultan Selangor Cup Malaysia Selangor FC (2005), Juara Liga Perdana Malaysia Selangor FC (2005), Juara FA Cup Malaysia Selangor FC (2005), Juara Malaysia Cup Selangor FC (2005), Pemain Terbaik Malaysia Cup Selangor FC (2005).
Diusianya sekarang yang mungkin sudah tidak muda lagi Bepe sedang mengalami yang namanya fase – fase sulit sebagai pesepakbola, musim 2009 – 2010 bisa dibilang musim yang sulit bagi seorang Bepe, diawal musim sempat menunjukan kapasitasnya dengan terus mencetak gol untuk Persija, namun gol gol tersebut seakan enggan untuk mampir di dalam diri Bepe semenjak terakhir kali Bepe mencetak gol pada pertandingan melawan Bontang FC pada tanggal 27 Januari 2010 di GBK saat itu kedudukan akhir 3-0 untuk kemenangan Persija.

Entah faktor apa yang membuat pemain yang terkenal dengan lompatan dan heading yang oke punya begitu sulit untuk mencetak gol. Coba mendengar dari respon teman – teman pecinta Persija dan pecinta Bepe, ada beberapa alasan –alasan menarik, seperti “percaya diri bepe gy mnrun , so performa'y mnrun itu jg karna fktor usia..usia bepe hmpir 30thn..tp bepe ampe mati lah.. ada lagi ” Kurang lucky aj bos..Mgkn utk smentara BP d'cdangkn dulu aj supaya dy introspeksi n faktor lucky dy kembali.. Tp gw ga akan lupakn jasa dy membawa Persija Juara..” ada yang bilang salah nempatin posisi bepe seperti komen berikut “posisinya ga kya dulu..biasanya kan dia jdi ujung tombak..tpi skrg dia trlalu turun ke belakang” selain itu ada juga yang komentar seperti ini bepe??ikon persija yang naluri dalam mencetak gol nya lagi buntu...yang bisa nyelesain masalh bepe hanya bepe sendiri ada juga komen “bepe udah top karir.. jadi berharap menanjak rasanya sudah sulit.. yg penting bagaimana mempertahankan performa yg bagus”

Serta komen – komen yang tidak memperdulikan apa dan kenapa Bepe seperti saat ini “Karena BP seorang pemain yg bisa dibilang icon sepakbola Indonesia, maka'a kalo BP lagi gak bagus semua orang pada komen: BP turun, BP udah abis, BP udah tua! Padahal, hampir semua pemain pernah ngalamin masa2 seperti BP saat ini, tapi karena kepopuleran mereka gak seperti BP, jadi gak ada berita tentang penurunan perform mereka! Intinya gw tetap mendukung semua punggawa PERSIJA dengan kondisi apapun!,,” ada lagi komen seperti ini “bebaskan sejenak bebanmu kawan (BP)... Lupakan nama besarmu & hilangkan faktor x sebagai pelecutmu Tapi jangan lupa & hilangkan loyalitasmu buat Persija!”
Gw cuma berharap dengan semua kritikan – kritikan yang coba gw kumpulin dari beberapa pendapat anak – anak walaupun mungkin masih banyak lagi yang lain yang ga bisa dimasukin bisa menjadi pemacu semangat seorang THE GOAL FATHER untuk tetap bisa berada dijalur yang selama ini sudah diraihnya, pertahankan prestasi yang ada, tingkatkan terus jangan malah menurun kami yakin kamu (BAMBANG PAMUNGKAS) belum habis !!!

Seperti lirik lagu yang di tambahkan oleh Bung Ferry yang cocok menggambarkan seorang Bepe lagu ciptaan Guruh Sukarno Putra yang dinyanyikan oleh Achmad Albar pada tahun 80an
ooooo.... bagai raja diraja
dikala seseorang ...sedang..mengalami jaya
semua orang menyanjung nyanjung dan memuja
semua orang mengelu elu dan memuji
tapi bila telah tak terpakai......
ia dihina..... dicaci..... dinista....dimaki...
seakan tak pernah ia berjasa
seakan ia makhluk tak bergunaaaa

namun tingkah secercah
tak akan pernah musnah
walau ... dihapuskan
suatu saat kan tiba
mata umat terbuka
tinggal sesal dan sesal... tinggal sesal dan sesal

Seperti kami juga yang kangen akan nyanyian seperti ini “Bambang Pamungkas Macannya Persija bola ditendang langsung masuk ke gawang sorak – sorak The Jak bergembira hari ini raih poin 3” *zni

#sumber : www.bambangpamungkas20.com, dan komentar – komentar di FB

www.jakmania.org

Mencari Fakta Bukan Pembenaran ( Tur Jepara )

catatan :adzani alwianto

The Jakmania kembali disorot lagi – lagi pemberitaan miring mengenai tingkah laku The Jak yang buruk yang sebenarnya tidak terjadi. Pemberitaan ini dimulai dari keberangkatan rombongan The Jak ke Jepara untuk mendukung team kesayangannya dalam Lanjutan ISL melawan tuan rumah Persijap Jepara (15/10).

Keberangkatan ke Jepara dibagi dalam beberapa kloter yang total keseluruhan berjumlah kurang lebih 1000 orang yang mengorenkan Jepara. Keberangkatan tur kali ini menggunakan moda transportasi darat yakni bis. Jika ditotal bis yang berangkat mencapai kurang lebih 20an bis. Tidak mudah memang mengkoordinir rombongan dalam jumlah besar, tapi semua telah di atur sedemikian rupa sehingga semua bisa sampai ke Jepara dan pulang kembali ke Jakarta dengan selamat.

Bukan menyalahkan keadaan, seperti biasa keberangkatan tur The Jak yang hampir pasti melewati daerah Jawa Barat yang “identik” rivalitas dengan suporter yang berada di wilayah itu mengundang ancaman, dan penyerangan – penyerangan. Itu terjadi baik saat keberangkatan maupun kepulangan rombongan.

Tentu saja berita – berita kerusuhan seperti ini menjadi sasaran empuk media untuk memblow – up ke publik. Terbukti berita penyerangan yang sebenarnya tidak akan terjadi apabila pihak dari rival The Jak tidak memulai dengan cepatnya tersebar.

Namun yang sangat disayangkan, kenapa berita yang beredar dibeberapa stasiun tv swasta menggambarkan The Jak yang menyebabkan semua ini terjadi, dan The Jak pula yang disudutkan telah mengakibatkan kerugian baik itu korban jiwa maupun kerusakan infrastruktur. Padahal berita yang ada tidak sepenuhnya benar, malah cenderung melebih – lebihkan untuk lebih menarik orang untuk melihatnya.

Setelah coba ditelusuri ke beberapa sumber lainnya, ternyata masih ada yang benar – benar memberitakan kejadian yang terjadi dilapangan, info tersebut sangat membantu menetralisir keadaan sebelumnya yang sudah tercipta karena pemberitaan di media televisi.

Seperti dikutip dari sebuah media cetak kutipan beritanya sebagai berikut “Cikampek- Seorang yang dianggap suporter Persib Bandung (viking) babak belur dihajar suporter Jakmania dipertigaan pintu tol Cikopo Cikampek, Minggu (16/05) pagi.korban bernama Din Syamsudin (19) warga Jatisari Cikampek. akibat luka yang serius, maka korban dilarikan ke rumah sakit etaham purwakarta.

Menurut sejumlah saksi mata, kejadian tersebut terjadi ketika para suporter Persija Jakarta menuju pulang usai menyaksikan tim kesayangannya bertanding di Jepara. ketika itu terdapat sekitar 12 bus yang ditumpangi para suporter paersija melintasi gerbang tol Cikopo, seseorang melempari salah satu bus yang ditumpangi para suporter tersebut. sontak Jakmania marah dan tidak terima perlakuan tersebut, hampir seluruh Jakmania turun ke jalan mengejar pelaku pelemparan tersebut. tetapi pelaku berhasil lari dan bersembunyi. karena tidak mendapatkan pelakunya para jakmania pun masuk kembali kedalam bus, dan sebagian lagi melakukan sweeping ke tempat persembunyian pelaku.

Akhirnya mereka menemukan salah satu yang diduga pelaku pelemparan terhadap rombongan suporter tersebut. tanpa tanya lagi, ratusan the jak mengeroyok pelaku yang menumpang angkot jurusan cikampek-purwakarta (43). Din akhirnya digusur keluar, bukan hanya Din. tetapi mobil angkot yang ditumpanginya pun tak luput dari amukan sang macan. Setelah Din babak belur dan tersungkur di aspal, lalu sejumlah warga menolong korban.”

Mudah – mudahan dengan adanya pemberitaan yang memang benar – benar terjadi dilapangan masyarakat bisa menilai. Seperti slogan The Jak “Lo asik gw nyantai , Lo Usik Gw Bantai”, atau dengan bahasa yang lebih sopan “kalo tidak mau dicubit jangan cubit duluan”.

Sekali lagi disini ditekankan kami tidak melakukan pembenaran dengan apa yang sudah kami lakukan dengan membuat keributan di Cikampek, tapi kalo tidak ada yang memulai semuanya akan berjalan baik – baik saja. Jangan lihat kami dari sisi negatifnya saja. Kami Bukan Yang Terbaik Tapi Berusaha Menjadi Baik.

*dihimpun dari berbagai sumber, makasih buat Jak Cikampek yang udah mengawal rombongan selama berada di daerah Cikampek dan sekitarnya.

kisah sukses pengusaha ritel

Pada suatu musim panas tahun 1981 di Miami Amerika Serikat. Seorang remaja cerdas berusia 17 tahun nyambi kerja sebagai juru masak di Mc Donald’s Miami. Kelak di kemudian hari, nama remaja itu termasuk yang sering disebut-sebut dalam jagad industri internet.

Dialah Jeff Bezos, pendiri Amazon.com, website yang semula hanya menjual buku secara online namun kemudian menjual beberapa barang lainnya. Berkat kesuksesan Amazon.com, namanya tercatat dalam jajaran orang-orang terkaya sedunia. Beberapa kali wajahnya sempat menjadi cover majalah seperti Time dan Fortune.

Sebelum mendirikan Amazon.com, Jeff Bezos juga mengalami siklus seperti kebanyakan orang. Habis lulus dari Universitas Princeton, dia bekerja sebagai orang kantoran. Dimulai bekerja di FITEL, sebuah perusahan jaringan telekomunikasi. Walaupun di FITEL karirnya bagus dengan mencapai kursi wakil direktur dalam 2 tahun, namun itu tidak menghentikan proses penempaan dirinya.

Dia pindah kerja ke bank ternama Bankers Trust. Ketika jabatan wakil presiden direktur diraihnya, dia memutuskan mengundurkan diri. Namun kembali datang tawaran bekerja. Jeff Bezos lalu menerima tawaran dari DE Shaw & co, perusahaan software pemantau perkembangan harga saham. Di sana, karirnya terus menanjak naik sampai akhirnya menjadi wakil presiden direktur Shaw & Co pada usia 28 tahun. Namun, lagi-lagi Jeff Bezos tidak betah.

Ya, Jeff Bezos akhirnya bisa membuktikan ide yang ditolak oleh bosnya. Keberanian dan sikap optimis telah mengantarkannya menjadi online entrepreneur luar biasa. Mengenai internet sendiri, Jeff Bezos kurang lebih pernah mengatakan begini:

Saya akan sangat menyesal seandainya tidak mengenal internet. Sekalipun setelah saya mencoba berbisnis lewat internet dan mungkin saja gagal, tetapi saya tidak akan pernah menyesalinya.

sumber : www.siswonugroho.com

Minggu, 16 Mei 2010

Cinta Itu Mengalahkan Segalanya

Cinta Itu Mengalahkan Segalanya
Ditulis Oleh: Bepe,
kategori:Persija

Dalam beberapa minggu terakhir, di kalangan masyarakat sepakbola terdapat banyak pergunjingan tentang masa depan saya. Banyak orang mulai berspekulasi, tentang kemana kira-kira saya akan bermain pada musim yang akan datang. Mengingat musim kompetisi yang sebentar lagi mulai bergulir, dan saya masih belum menentukan pilihan, tentu hal itu menjadi sesuatu berdebatan yang sangat wajar…

Saya tidak pernah menampik, jika memang ada beberapa tim yang menghubungi saya dan meminta kesediaan saya untuk membela panji mereka musim depan. Dan sejujurnya tim-tim tersebut memberikan penawaran yang sangat menarik, baik dari segi materi, kesempatan untuk meraih gelar maupun pengalaman baru dalam level yang lebih tinggi…

Dalam sebuah wawancara dengan salah satu TV swasta, saya pernah mengemukakan sebuah statemen, yang kurang lebih berisi demikian:

“Saya mencintai Persija dan saya merasa sangat nyaman berada di sini, sehingga saya akan berusaha sekuat tenaga saya untuk bertahan di tim ini. Akan tetapi mengingat Persija sendiri masih terlihat sangat sibuk dengan masalah intern mereka yang tak kunjung usai, maka saya pun sudah mulai menyiapkan mental saya jika nantinya saya harus meninggalkan Persija”

Ada beberapa tim yang menghubungi saya diantaranya Sriwijaya FC, Persib Bandung dan Persikad Depok, di samping itu saya juga mendapat kesempatan untuk kembali ke Selangor FC, Malaysia. Seperti yang saya kemukakan di awal tadi, jika tim-tim di atas memberikan penawaran yang sangat menarik dalam berbagai hal. Dalam kesempatan kali ini saya akan sedikit ceritakan bagaimana situasinya…

Tim yang paling serius adalah Sriwijaya FC, saya sudah berbicara dengan pelatih mereka Pak Rahmad dan juga Pak Bakti selaku wakil dari managemen, serta Pak Dodi sebagai Presiden Direktur PT SOM. Dari segi materi, Sriwijaya berani memberikan penawaran yang sangat menarik, mereka juga menawarkan kesempatan meraih gelar (mengingat materi pemain Sriwijaya boleh dikatakan The Dream Team musim depan), terlebih lagi mereka menawarkan sebuah tantangan baru di mana saya rasa setiap pemain menginginkan hal itu, yaitu berlaga di Liga Champion Asia…

Persib Bandung juga cukup serius dalam mendekati saya, salah satunya ditunjukan ketika sesaat setelah pertandingan Piala Selangor antara Selangor FC vs Persib Bandung, Pak Umuh mewakili managemen Persib sempat mengundang saya ke Hotel Grand Quality Shah Alam untuk membicarakan kemungkinan saya menyeberang ke Bandung. Pak Umuh banyak bercerita tentang visi dan proyeksi ke depan tim Persib yang sejujurnya cukup menarik di mata saya. Bahkan beliau juga sempat mengundang saya untuk datang ke Bandung bersama keluarga untuk membicarakan hal-hal yang lebih detail sambil berlibur…

Sedangkan tawaran dari Persikad Depok sendiri, sebenarnya lebih kepada sebuah kecelakaan menurut saya, akan tetapi tawaran tersebut tidak bisa saya pungkiri juga cukup menarik. Saat itu ketika saya pulang dari Kuala Lumpur, saya mendapat telepon dari Ismed Sofyan yang mengatakan jika Pak Edy Joenardi ingin bertemu dengan saya, Ismed Sofyan, Aliyudin dan Leo Saputra. Mengingat saat itu gencar diberitakan bahwa sosok Edy joenardi akan mengambil alih Persija, maka saya sangat antusias dengan berita dari Ismed tersebut. Yang ada di benak saya adalah Pak Edy mewakili Persija akan berbicara dengan kami, tentu hal tersebut cukup menggembirakan…

Akan tetapi ketika kami bertemu, bukannya membicarakan tentang Persija akan tetapi Pak Edy malah membicarakan kemungkinan kami berempat untuk menjadi punggawa Persikad Depok. Sejujurnya saat itu saya sangat terkejut dan sedikit jengkel, oke dari segi materi memang mereka menawarkan nominal yang sangat tinggi, akan tetapi itu semua jauh dari apa yang ada dalam benak saya mengenai pertemuan siang itu…

Mengenai Selangor, ehm.. saya mempunyai kenangan yang indah bersama tim ini. Selangor adalah raksasa sepakbola Malaysia yang mempunyai sejarah panjang, 33 kali juara Piala Malaysia adalah buktinya. Akan selalu menyenangkan dapat kembali ke sana, dan itu adalah salah satu alasan saya menerima ajakan Selangor untuk bermain dalam Piala Selangor melawan Persib Bandung. Suasana Stadion Shah Alam tidak pernah berubah, malam itu kenangan 3 tahun yang lalu seakan terulang kembali, apalagi malam itu saya mampu menyumbangkan 2 gol dan mengantar Selangor mengalahkan Persib Bandung…

Penawaran-penawaran di atas jelas membuat saya merasa sangat bimbang. Secara pribadi saya masih ingin bertahan di Persija, akan tetapi tim ini terkesan pasif dengan tidak segera memberikan kabar. Sejujurnya, saya hampir saja bergabung dengan Sriwijaya FC, melalui Pak Bakti saya sempat menyampaikan bahwa 80% saya bersedia bergabung dengan mereka, akan tetapi saya meminta waktu untuk meyakinkan hati saya, bahwa pada akhirnya saya harus membela tim lain selain Persija di Indonesia…

Saya juga menyampaikan, jika Sriwijaya masih mau menunggu, maka saya akan berterima kasih, akan tetapi jika Sriwijaya memutuskan untuk membatalkan rencana mereka, saya juga bisa menerima keputusan itu. Setelah itu Sriwijaya tidak pernah lagi menghubungi saya, sehingga saya anggap mereka membatalkan rencana untuk merekrut diri saya…

Mengenai Persib Bandung, apa yang terjadi lebih kepada saya tidak ingin mengkhianati diri saya, Persija dan The Jakmania. Karena tentu akan sangat menyakitkan buat semua pihak, jika saya sampai bergabung dengan Persib Bandung, mengingat rivalitas antara Persija dan Persib sudah menjadi tradisi serta begitu mengakar…

Untuk Persikad Depok, bukannya saya anti untuk berlaga di divisi utama. Akan tetapi, saya masih berkeinginan untuk bermain di level Liga Super. Di samping untuk merasakan atmosfer yang jelas lebih menantang, lebih daripada itu saya ingin menjaga peluang saya untuk tetap bisa membela Tim Nasional Indonesia. Sehingga nominal tinggi yang mereka ajukan, sama sekali tidak membuat diri saya bergeming…

Mengenai Selangor sendiri, mereka memang sudah membicarakan kemungkinan saya untuk kembali. Akan tetapi, masalah terbesarnya adalah regulasi di Malaysia, yang belum bisa memastikan jika kompetisi Malaysian Super League boleh menggunakan pemain asing kembali atau tidak. Hal tersebut baru akan dibicarakan lagi setelah musim ini berakhir. Sedangkan Malaysian Super League sendiri baru akan berakhir bulan Oktober, sehingga akan sangat terlambat bagi saya pribadi untuk mengambil keputusan tersebut…

Terlebih lagi mengingat akhir-akhir ini hubungan Indonesia-Malaysia yang semakin memanas, sehingga membuat saya dan keluarga akan merasa sedikit kurang nyaman dengan situasi ini, jika nantinya saya memutuskan bermain di sana kembali…

Dengan pertimbangan di atas, akhirnya saya menetapkan hati untuk bertahan di Persija dengan apa pun konsekuensinya .Dan gayung pun bersambut, pada suatu pagi saya dan Ismed sofyan didampingi Bung Ferry, mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Pak Harianto Bajoeri dan Pak Gubernur Fauzi Bowo, guna menanyakan serta membahas kelangsungan tim Persija selepas gagalnya Edy Joenardi Group mengakuisi Persija. Dan tanpa menunggu waktu lama, Bang Foke langsung memberikan instruksi kepada Pak Harianto Bajoeri untuk segera membentuk tim Persija untuk mengarungi kompetisi ISL musim depan…

Mungkin dari segi nominal harga, apa yg akan saya dapatkan di Persija masih di bawah apa yg ditawarkan Sriwijaya, Persikad, Selangor FC atau bahkan di bawah pendapatan saya musim lalu. Dari segi materi tim dan peluang juara, mungkin Sriwijaya dan Persib sedikit di atas, yang memang sangat terlambat dalam membentuk tim. Dari segi tantangan, mungkin Sriwijaya dan Selangor akan memberikan saya pengalaman yang sangat berharga, dengan tampil di Asian Champions League musim depan. Akan tetapi semua itu dapat saya kesampingkan karena “Kecintaan saya terhadap Persija”…

Saya pasti bangga jika mampu menjadi juara dan tampil di Asian Champions League bersama Sriwijaya FC atau Selangor FC. Akan tetapi, saya pasti akan merasa lebih bangga jika saya mampu meraih itu semua bersama Persija Jakarta, tim yang telah membesarkan nama saya dan telah memberikan banyak hal kepada perkembangan karir saya…

Persija memang tengah mengalami krisis finansial, sehingga tidak mampu memberi seperti apa yang tim lain mampu berikan kepada saya. Akan tetapi sekali lagi, selama 9 musim saya bermain untuk Persija, tim ini telah memberikan banyak hal kepada diri saya. Sehingga tidak ada salahnya, jika di saat tim ini sedang mengalami masalah dan sedikit terpuruk, saya melakukan sedikit hal yang saya mampu, untuk balik menolong tim ini…

Saya rela memotong pendapatan saya, agar Persija mampu mendatangkan pemain baru yang berkualitas, guna menyongsong musim baru nanti. Sehingga Persija tetap mampu bersaing memburu gelar terbaik di musim depan…

Ternyata memang benar pepatah yg mengatak bahwa: “Cinta Itu Buta” dan pada kenyataannya..

“CINTA ITU MENGALAHKAN SEGALANYA”…

sumber : www.bambangpamungkas20.com

Persija vs Persib (25-03-2010)

Persija vs Persib (25-03-2010)
Ditulis Oleh Christine Elke

Bagi sebagian orang tanggal ini mungkin biasa, tak ada yang istimewa namun tidak untuk saya dan teman-teman saya yang tinggal di Cilegon ini. Suatu kota kecil di ujung Indonesia, yang tak sebanding dengan Ibu Kota. Yah, Jakarta ibuKota negara saya Indonesia dengan tim kebanggaan sebagian masyarakatnya yaitu Persija Jakarta. Tim bertabur bintang yang kurang diperhatikan. Terlalu banyak masalah nonteknis di dalam kubu ini sehingga tak jarang berpengaruh pada saat tim bertanding.

Pagi ini cuaca sedikit mendung walau pun tidak hujan. Saya bersemangat bangun pagi dan siap-siap menuju stadion kebanggaan seluruh masyaraat Indonesia yaitu Gelora Bung Karno untuk menyaksikan lanjutan pertandingan Indonesia Super League.

Izin dari orang tua untuk menyaksikan pertandingan ini pun susah saya dapatkan, ternyata bukan hanya saya sebagian dari teman saya pun susah untuk meyakinkan kepada kedua orang tuanya bahwa pada pertandingan nanti tidak akan terjadi apa-apa.

Cukup lama meyakinkan orang tua saya, kurang lebih 4 hari sebelum pertandingan saya "mencari muka" di depan orang tua saya agar diizinkan untuk pergi ke GBK. Alasan orang tua saya pun beragam, dari jarak yang lumayan jauh, takutnya ada bentrok antar supporter, dan alasan yang membuat saya jengkel karena saya seorang perempuan.. emmmmm… Andai orang tua saya memiliki ikatan dalam dunia bola tentu saya akan setiap pertandingan tak absen pergi mendukung Tim Persija.

Walau saya pesimis akan diijinkan namun entah apa yang menyambar hati kedua orang tua saya, kata ‘iya’ pun terucap dari mulut mereka. Senang,..? Ya saya senang, kalo boleh jujur rasa senang itu mungkin sampai tak tergambarkan. Ini kali pertama saya menginjak GBK pada saat Persija berlaga. Saya pun tak ingin menyiya-nyiakan kepercayaan yang diberikan oleh kedua orang tua saya.

Saya sangat berharap pada pertandingan ini tidak ada gesekan antar supporter sama sekali. Saya ingin membuktikan kepada kedua orang tua saya bahwa apa yang mereka bayangkan di GBK saat Persija bermain tak mengerikan seperti gambaran mereka selama ini.

Alhasil saya pun pergi ke GBK dengan "semangat 45" mendukung tim Persija yang akan berlaga sore ini. Pada hari ini kick off dimulai jam 4.00 sore. Pertandingan nya pun sangat menarik ditonton, jual beli seragan kedua tim ini sangat asik dilihat. Walau emosi pemain di dalam lapangan sempat meledak ketika ada pelanggaran. Sedikit terlihat puing-puing botol plastik berterbangan ke pinggir lapangan. Sedikit terdengar yel rasis walau dinyayikan hanya sebentar dan oleh segerombolan saja, tapi saya salut dengan kesigapan dirijen yang langsung mengkordinir yel-yel lain agar yel rasis tersebut tak terdengar / tertutup.

Pertandingan sore ini berakhir dengan skor 2-2… Walau Persija sempat tertinggal terlebih dahulu tapi gol Aliyudin dan Abanda merontokkan poin penuh yang didapatkan tim tamu. Jam menunjuk pukul 6.00 sore, saya pun tak dapat langsung pulang. Tertahan di parkiran kurang lebih 1 jam namun justru di sini saya mendapatkan kepuasan melihat lebih fanatiknya supporter di luar lapangan. Mereka tetap bernyanyi, bersorak, bergembira walau Persija hanya bisa mencuri 1 poin. Tak ada raut sedih, putus asa, amarah di muka mereka justru mereka mencerminkan kepuasan batin melihat Persija Jakarta bertanding pada hari ini. Mereka pun tak segan menyapa saya dan teman-teman saya walau kami tak saling kenal.

Ini pembuktian, bahwa tak begitu menyeramkan datang langsung mendukung tim kebanggaan ke stadion. Mungkin di luar sana citra tauran dan rusuh telah tercap di nama kami sebagai supporter, namun jika Anda lihat sendiri dengan langsung tidak semua supporter brutal. Ini semua menurut saya tergantung pada diri kita sendiri sebagai supporter. Saya yakin kalau niat kita dari rumah tulus mendukung Tim Kebangga’an kita yang akan bertanding, membeli tiket tanpa menunggu jebolan, bersikap saling menghormati sama sekali tak ada kata mengerikan pada suatu pertandingan sepak bola.

Saya pun menceritakan kepada kedua orang tua saya, bahwa GBK lumayan bersahabat dengan saya dan teman-teman. Selama saya di sana tidak ada gangguan sama sekali, saya pun sampai di rumah dengan selamat tanpa lecet atau goresan sama sekali. Saya mengatakan kepada orang tua saya bahwa sepakbola bukanlah hal mengerikan, bahkan di sebelah parkiran mobil saya terdapat sebuah mobil yang berisi sekeluarga dengan anak-anaknya lengkap dengan atribut menuju GBK. Saya harap ini pertanda kebangkitan bagi sepakbola Indonesia. Dimana sepakbola bukanlah hal yang menakutkan untuk orang tua melarang anaknya hadir di stadion tapi sepakbola adalah suatu alat komunikasi atau pendekatan anak dan orang tua.*Elke

Sampai kapan SepakBola di takuti oleh orang tua..?
Sampai kapan orang tua melarang anaknya..??
Sampai kapan sang anak di izinkan langsung ke stadion..???

Hanya kita yang bisa menjawab, kita yang bisa meyakini, dan kita yang bisa memulai.


MERDEKA… ^^

Tetap Semangat Cah Getas

Tetap Semangat Cah Getas

Ditulis Oleh Bambang Pamungkas

Apa yang sedang terjadi dengan Bambang Pamungkas..??

Pertanyaan itu mungkin menjadi isu utama di kalangan masyarakat sepakbola Indonesia akhir-akhir ini. Sebuah pertanyaan yang sejujurnya juga ada dalam benak saya sendiri, tidak pernah lagi mencetak gol selama kurang lebih 2,5 bulan membuat orang mulai meragukan kapasitas saya sebagai pesepakbola, khususnya sebagai seorang striker…
Sangat logis dan wajar hal tersebut mengemuka. Mengingat di dunia manapun seorang striker selalu dinilai dari berapa gol yang mampu mereka ciptakan, bukan dari seberapa besar peran orang tersebut dalam menunjang permainan tim…

Sejujurnya semua ini berawal dari sebuah kejenuhan. Seperti yang pernah saya kemukanan dahulu, jika musuh terbesar seorang pesepakbola ada 2 hal, yaitu cedera dan kejenuhan. Oleh karena itu seperti yang Anda ketahui, saya adalah pesepakbola yang tidak suka melihat pertandingan sepakbola…

Mengapa…??? Sebenarnya saya melakukan itu untuk menghindari faktor kejenuhan pada diri saya. Bayangkan jika setiap hari saya harus bergelut dengan sepak bola, dan ketika istirahat pun saya masih harus melihat pertandingan sepakbola, maka alangkah membosankannya hidup saya…

Selama 3 tahun terakhir saya hampir tidak pernah memiliki waktu untuk berlibur dari dunia sepakbola, ketika Liga Indonesia istirahat maka secara otomatis saya harus bergabung bersama Tim Nasional Indonesia. Hal tersebut terjadi secara terus menerus, hal tersebut membuat saya penat dan jenuh secara psikologis…

Kejenuhan yang saya alami beberapa waktu yang lalu membuat saya agak sedikit susah untuk berkonsentrasi dalam pertandingan. Hasilnya permainan saya pun sedikit turun dari level saya biasanya, kehilangan konsentrasi itu berdampak pada penyelesaian akhir saya yang tidak mampu menemukan sentuhan terbaik…

Selanjutnya kegagalan demi kegagalan untuk memanfaatkan peluang perlahan-lahan mulai mengikis rasa percaya diri saya di mulut gawang lawan.

Semakin saya merasa ingin segera mencetak gol, semakin saya menjadi terburu-buru dan tanpa perhitungan yang matang, sehingga mengurangi akurasi saya dalam melakukan penyelesaian akhir….

Sejujurnya kejadian ini bukanlah yang pertama menimpa diri saya. Bagi Anda yang masih ingat, pada musim 2001 saya juga pernah mengalami hal yang sama. Saat itu saya tidak mampu mencetak gol dalam kurun waktu 15 pertandingan, bahkan saat itu saya sempat menolak panggilan pelatih Tim Nasional saat itu (Benny Dollo) untuk bergabung dalam rangka Pra Piala Dunia 2002…

Saya menolak bergabung, karena saat itu secara fair harus saya katakan bahwa saya tidak dalam kondisi terbaik. Saat itu saya berpendapat jika pemain lain seperti Zainal Arief, Ilham Jayakesuma, Budhi Soedharsono dan Gendut Dony lebih siap secara mental dan psikologis dari pada saya.

Akan tetapi pada akhirnya rasa tanggung jawab terhadap profesi, yang membuat saya luluh dan memutuskan untuk bergabung dalam tim…

Saat itu kesabaran dan ketekunan untuk terus berusaha adalah kunci saya keluar dari situasi sulit. Terus berusaha dalam setiap kesempatan, dengan tanpa ada rasa terburu-buru serta tetap memelihara rasa optimis yang tinggi. Ketika saatnya datang maka gol itu akan lahir dengan sendirinya…

Dan ketika saya mencetak gol pertama saya, yaitu saat Persija di jamu PSBL Lampung di Lampung (3-1 saat itu saya mencetak 2 gol) dan sejak pertandingan itu saya kembali mampu mencetak gol dalam setiap pertandingan Persija. Dan pada akhirnya saya mampu membawa Persija menjuarai Liga Indonesia serta mampu menjadi pemain terbaik di tahun yang sama…

Di belahan dunia manapun, setiap pemain pasti pernah mengalami saat-saat dimana pemain tersebut jenuh dan kehilangan sentuhan, bagi pesepakbola hal tersebut adalah hal yang wajar. Contoh kecil adalah hal yang menimpa Cristian Gonzales (Persib Bandung) di putaran pertama lalu. El Loco sempat tidak mampu mencetak gol dalam 14 pertandingan. Akan tetapi ketika saatnya tiba, maka dia tidak akan berhenti untuk mendulang gol bagi Persib…

Sejujurnya hal ini juga sedang menimpa beberapa striker di Indonesia saat ini, akan tetapi berita itu tidak sesanter pemberitaan tentang saya, karena mungkin publik lebih menumpukan perhatian kepada saya, yang notabene sebagai pemain nasional…

Seorang sahabat saya pernah mengatakan “Sebagai public figure kita akan selalu diletakkan di atas Microscope” yang artinya kurang lebih, apapun yang terjadi pada diri kita akan dinilai masyarakat dan juga akan menjadi konsumsi publik. Terlebih lagi jika hal tersebut bermuatan negatif. Itu adalah sebuah konsekuensi yang harus dihadapi…

Secara pribadi saya katakan jika saya baik-baik saja, rasa khawatir itu memang ada, akan tetapi saya masih yakin dengan kemampuan yang saya miliki. Semua itu kembali kepada diri saya, di sini saya ditantang untuk mempertaruhkan reputasi yang telah saya bangun selama 12 tahun berkarir di dunia sepakbola…

Dan pada akhirnya semua itu kembali pada diri saya sendiri, bukan orang lain. Saya sendiri yang harus berusaha keras untuk mengembalikan level permainan saya. Dan sejujurnya dalam beberapa pertandingan terakhir, saya sudah mulai dapat menikmati lagi permainan ini, saya sudah kembali mampu berperan dalam menunjang strategi tim, yang belum datang hanyalah gol itu sendiri…

Sebelas pemain di dalam lapangan adalah kumpulan dari kepingan puzzle yang berserakan. Yang terpenting adalah bagaimana setiap individu menempatkan diri sesuai dengan skema gambar yang diinginkan seorang pelatih, sehingga pada akhirnya gambar itu akan terlihat dengan jelas dan indah…

Jika selama ini saya bagaikan sekeping puzzle yang salah tempat, maka apa yang ada dalam benak saya saat ini adalah, bagaimana membuat diri saya melakukan peran saya secara baik dan benar sesuai dengan skema dalam tim. Saya ingin menjadi kepingan puzzle di tempat yang tepat, itu dahulu awalnya. Dan jika saya sudah mampu melakukannya, maka lambat laun level permainan itu akan kembali dan Insya Allah saya akan mampu kembali mencetak gol dalam waktu dekat…

Pada akhir artikel ini, perbolehkan saya untuk mengutip sepenggal sajak dari seorang penyair terkenal dari Jerman yang bernama Friedrich Schiller. Penggalan sajak tersebut juga terdapat dalam 2 buah surat, yang ditulis oleh Bung Sutan Sjahrir ketika beliau dipenjara dan diasingkan di Cipinang dan Boven Digoel…

Sebuah sajak yang jika kita perhatikan secara seksama, mempunyai arti tersirat yang sangat mendalam. Sepenggal sajak yang pada teks aslinya berbahasa Jerman itu berbunyi demikian…

“Und setzt ihr das leben ein, nie wird euch das leben gewonnen sein / Life that is not put at stake, will not be won / Hidup yg tak dipertaruhkan, tak akan pernah dimenangkan” Friedrich Sciller (1723 - 1796)

Ini adalah bagian dari pertaruhan diri saya, pertaruhan dari reputasi yang saya bangun selama ini. Memang tidak semua pertempuran dalam hidup saya mampu saya menangkan, akan tetapi setidaknya saya selalu mampu mengeluarkan kemampuan terbaik saya untuk berjuang melawan. Itu membuat saya selalu merasa puas dengan segala hal yg terjadi dalam hidup saya…

Berbalik arah dan berlari jelas bukan karakter seorang Bambang Pamungkas. Maka mari kita lihat, apakah nantinya saya mampu mengembalikan reputasi saya…??? Sekali lagi semua itu kembali kepada diri saya sendiri.. Tetap Semangat Cah Getas…!!!!

Selesai…

Tulisan ini diambil dari website pribadi Bambang Pamungkas. http://bambangpamungkas20.com/bepe/?p=291

Media Oh Media

Media OH media


Sudah tidak terhitung berapa kali berita – berita yang tidak jelas kebenarannya atau memang tidak terbukti kebenarannya tentang Persija dan Jakmania terekspose baik itu di media cetak maupun media elektronik. Tidak hanya team dan suporternya yang mendapatkan berita – berita tidak benar, pemain Persija pun tidak luput dari pembicaraan.

Tahun ini saja sudah tidak terhitung beberapa kali pemberitaan tentang Persija dan The Jakmania yang tidak sesuai dengan fakta yang ada dilapangan beredar dimedia media. Berita – berita yang ada cenderung melebih – lebihkan dari kejadian sebenarnya terjadi, bahkan yang tidak ada sekalipun dengan bahasa yang sedemikian rupa menjadi ada dan menjadi hangat diperbincangkan di masyarakat umum.

Bisa diambil contohnya berita dari salah satu program TV swasta yang mengambil sisi tidak baik dalam suatu kegiatan, dan acara tersebut sangat sukses untuk mengangkat sisi tidak baik dalam diri The Jakmania, karena syutingya dilakukan disaat pertandingan klasik melawan salah satu klub yang dimana selama ini perseteruan kedua belah pihak supporter memang selalu panas dan sarat emosi.
Padahal kalo bisa lebih fair dalam mengangkat sesuatu tentang Jakmania, tidak melulu keributan, rusuh, anarki dan kegiatan – kegiatan yang merugikan. Kegiatan – kegiatan seperti baksos, sumbangan untuk korban banjir, penyelenggaraan sunatan massal dan donor darah, kegiatan – kegiatan siaran radio dan televisi dalam rangka memperkenalkan Persija dan Jakmania seperti tidak pernah terekspose oleh media, yang terjadi dan beredar serta menjadi image dimasyarakat saat ini The Jak rusuh, bikin macet, ribut – ribut bahkan sempat menjadi headline dibeberapa media yang ada. Hal itu menjadi pembentukan opini karena peranan media yang selama ini cenderung lebih suka mengangkat sisi negatif saja tanpa melihat hal positif yang ada.

Ada sesuatu yang menjadi fenomenal pernah terjadi, bagaimana reporter sebuah stasiun berita swasta nasional dengan hebatnya sudah stand by di lokasi yang kemudian menjadi tempat bentrokan pendukung persija yang kemudian menjadi berita headline news bahkan dijadikan berita breaking news saking lakunya berita tersebut dibandingkan dengan berita – berita lain yang ada.
Berita pemain yang sempat heboh terjadi diawal musim ISL tahun ini bergulir dimana striker Bambang Pamungkas yang diawal musim ini sempat diberitakan ingin bermain di klub lain. Dimana isi dalam berita dalam sebuah media cetak yang beredar mengambil sedikit banyak artikel BP yang diambil dari web pribadi BP (www.bambangpamungkas20.com) yang berjudul “Cinta Itu Mengalahkan Segalanya” dan oleh penulis berita itu diganti judulnya menjadi “Bambang Pamungkas Striker Persija Yang Karirnya Mulai Meredup” .

Kekeliruan berita yang terhangat baru terjadi dalam beberapa hari terakhir dimana dalam semua berita media yang ada baik itu media cetak maupun elektronik diberitakan “Pemain Sriwijaya FC melakukan pemukulan terhadap supporter dari Sriwijaya FC sendiri karena tidak terima dengan yel – yel yang dinyanyikan oleh supporter mereka sendiri” namun apa yang terjadi di salah satu stasiun swasta yang memiliki tagline “terdepan mengabarkan” memuat berita yang tidak sesuai dengan fakta yang ada dilapangan dimana isi beritanya “sepak bola Indonesia kembali tercoreng akibat ulah jakmania yang terlibat perkelahian dengan pemain sriwijaya fc.. perkelahian disulut karena ulah jakmania yang bernyanyi mengejek pemain sriwijaya... korban luka2 saat ini masih di rawat di RS”.

Akankah Persija, The Jakmania, dan pemain – pemain Persija yang lain akan mendapatkan berita - berita yang kembali merugikan? Biarkan waktu yang menjawab ini semua.

Good News is Good News not Bad News is Good News.

sumber : www.jakmania.org

Jangan Salahkan Kami (Jakarta Punya Kami Juga)

Jakarta ibukota Negara Indonesia dengan segala problematika kehidupannya semua tumpah ruah dikota tercinta ini, tidak terkecuali dengan urusan yang namanya sepakbola. Yang namanya udah ngomongin masalah sepakbola memang ga ada habisnya, dan selalu menarik diperbincangkan.
Persija Jakarta klub yang katanya Kebanggaan Ibukota Jakarta kenapa dalam kenyataannya selalu mendapat hal – hal yang tidak diinginkan, terlalu banyak intrik, terlalu banyak kepentingan, terlalu banyak omongan yang akhirnya bertujuan malah menjelek – jelekan nama Persija sendiri.

Gue coba menulis dengan apa yang gw denger gw lihat dan gw rasa selama ini bukan bermaksud sok tau dan menggurui tapi mungkin semua yang membaca tulisan ini secara tidak langsung mengiyakan apa yang ada didalam tulisan ini.

Gue coba mulai dengan masalah perizinan mengelar pertandingan sepakbola di Jakarta buat Persija, susahnya keluar surat sakti dari kepolisian untuk izin pertandingan, ada aja alasannya, situasi kota Jakarta yang ga kondusif lah,adanya kegiatan politik lah, dihubung – hubungkan dengan teroris lah, supporter rusuh lah, Toh memang dalam setiap pertandingan adanya gesekan – gesekan wajar terjadi, dengan keadaan berkumpulnya ribuan bahkan puluhan ribu massa dalam satu titik konsentrasi, tinggal bagaimana kita menyikapinya tanpa mengkesampingkan segala alasan – alasan yang diutarakan bukannya tugas kepolisian memang mengamankan setiap ada keramaian.

Coba bandingkan dengan izin melakukan demonstrasi yang notabene mengerahkan sejumlah massa yang tidak sedikit dan cenderung lebih berpotensi kerusuhan, bandingkan pula dengan mudahnya izin acara hiburan music, acarakeagamaan, toh semuanya sama menghadirkan massa yang tidak sedikit di suatu titik konsentrasi acara itu berlangsung. Apakah dalam mengurus surat perizinan itu Persija dalam hal ini Panpel tidak mengeluarkan uang sehingga sulit sekali untuk mendapatkan surat tersebut, saya rasa tidak, panpel pasti sudah mengikuti aturan maen yang sesuai jalurnya dalam mengurus izin pertandingan.

Tidak jarang dengan adanya pelarangan dan tidak dikeluarkannya izin pertandingan Persija harus menggelar pertandingannya tanpa penonton, bahkan harus menjadi team musafir padahal Persija butuh dukungan kami,Karena kami lah semangat pemain – pemain Persija bisa naik dan Persija Jakarta ya klub asal Jakarta seharusnya maennya di Jakarta bukan diusir di kota lain, selain itu bahkan ada yang lebih parah Persija harus menanggung kekalahan Walk Out (WO) gara – gara tidak mendapatkan izin dari kepolisian, APAKAH ITU ADIL?

Setelah izin didapat ada lagi permasalahan – permasalahan mendasar yang pastinya hampir disetiap pertandingan sepakbola di negeri ini terjadi, masalah klise naik – naik diatas metro mini ataupun kendaraan bis yang membawa supporter ke stadion, jujur pribadi gw juga ga begitu suka dengan perilaku tersebut, yang gw khawatirin dari naek – naek di atas ada yang jatuh dan bisa jadi korban. Tapi yang gw sesalin kenapa ga ada aturan baku dalam hal tersebut, dan tidak digunakannya helm oleh suporter yang membawa motor ketika datang ke stadion unutk mendukung teamnya berlaga yang disalahkan, sebagai perbandingan dengan fakta – fakta yang ada kalo naek – naek diatas kendaraan orang demo pun naek – naek diatas, terus setiap ada acara keagamaan mereka juga malah lebih parah tidak menggunakan helm sama sekali bahkan naek motor dengan berboncengan 3 orang tanpa menggunakan helm sama sekali bukankah pelanggarannya sama tapi kenapa yang terjadi perbuatan itu tidak diekspose.

Yang cukup mencengangkan perilaku pengadil dilapangan alias wasit yang seharusnya benar – benar bisa menjadi “pengadil” yang sesungguhnya bukan malah menjadi pengadil yang berat sebelah, gw nulis gini tidak hanya sekedar nulis, ada bukti – bukti yang gw rasa cukup mewakili apa yang gw tulis, ga usah jauh – jauh berbicara di kompetisi tahun lalu, di kompetisi tahun ini aja yang sedang berjalan Persija udah sering banget “DIKERJAIN” yang namanya wasit yang masih segar dalam ingatan kita bagaimana dalam pertandingan yang baru saja berlangsung antara PersiK Vs Persija di Kediri bagaimana kita semua bisa melihat dengan mata telanjang wasit memberikan HADIAH pinalti buat tuan rumah yang kalo bisa diputer lagi tuh cuplikan pertandingannya terlihat dengan jelas kalaupun itu pelanggaran dilakukan di luar kotak pinalti tapi apa yang terjadi wasit menunjuk titik Putih , tanpa mengurangi rasa hormat gw kepada Lembaga tertinggi sepakbola di negeri ini apakah KEADILAN DAN KEBENARAN bisa terungkap.

Dan masih banyak lagi contoh contoh kasus lain yang selalu Persija dirugikan, serta beberapa kasus yang sebenarnya peraturan itu dibuat oleh otorita tertinggi sepakbloa negeri ini tapi entah kenapa mereka pula yang melangggar semua peraturan - peraturan tersebut. Dan bukan menjadi rahasia umum lagi kalau didalam tubuh PSSI selaku pemegang kekuasan sepakbola negeri ini penuh dengan kebobrokan, diselimuti dengan mafia – mafia yang bisa beres dengan uang yang tidak kunjung selesai apabila tidak segera di lakukan perubahan – perubahan yang mendasar.

Masalah selanjutnya mungkin bisa menjadi pamungkas dalam tulisan gw kali ini adalah peran media dalam pemberitaan seputar yang berkaitan dengan Persija. Ambil contoh untuk kasus – kasus kerusuhan entah kenapa berita – berita yang disajikan pasti sangat heboh, yang cukup mengelitik dimana posisi pencari berita sepertinya seakan sudah stand by dilokasi yang kiranya bakal ada kerusuhan yang terjadi. Tetapi ajaib bin aneh berita – berita yang baik – baik tentang persija tidak pernah disamakan porsinya dengan berita – berita kerusuhan yang selalu menjadi headline di berbagai media yang ada. Memang diakui atau tidak disadari atau tidak berita – berita tentang Persija memang selalu menarik untuk dibuat dan diberitakan apalagi yang bersinggungan dengan kerusuhan paling seneng deh media.

Seharusnya media bisa berperan secara seimbang, toh dengan ga hanya memberitakan berita – berita buruk tentang Persija asal ada berita Persijanya gw rasa banyak orang yang tertarik buat melihat dan membaca berita – berita tersebut. Diakui atau tidak Persija emang selalu menjadi pusat perhatian orang banyak, tidak hanya menjadi kebanggaan masayarakat Jakarta tapi udah menjadi kebanggan masayarakat Indonesia itu bisa dilihat makin banyaknya pecinta Persija dari luar Jakarta.

Yang perlu gw garis bawahi saat ini adalah, mau kaya gmana pun berita yang ada di media saat ini tentang Persija, mau gmanapun dicuranginnya Persija dalam kompetisi ini, bagi gw PERSIJA kebangaan gw, siapa lagi yang mau banggain Persija kalo ga dimulai dari diri sendiri.

Bagi gw Everything Persija.

sumber : catatan "ADZANI ALWIANTO"

Kisah sukses retail pengusaha TAS

Kisah Sukses Seorang Pengusaha Tas



Bercita-cita menjadi seorang pengusaha sukses dan memiliki banyak harta yang melimpah tentunya menjadi keinginan setiap orang. Tidak mustahil, itu semua tentu saja bisa menjadi kenyataan asalkan dibarengi dengan usaha dan do'a. sebagai contoh kita lihat para pengusaha lokal yang sukses merintis perusahaannya dari 0 (nol), perusahaan yang mereka miliki sekarang ini bukanlah warisan dari dari orangtuanya, tetapi murni hasil dari kerja keras dirinya sendiri. Mungkin sepenggal kisah pengusaha tas asal Bandung yang satu ini bisa menginspirasi Anda untuk menjadi seorang entrepreuneur yang sukses. yuk, langsung saja kita simak penggalan kisahnya.

Rony Lukito, pengusaha tas terbesar di Indonesia ini dulunya adalah seorang anak dari keluarga yang memperihatinkan. Orangtuanya bukanlah dari kaum berada. Dimasa remajanya Rony yang tinggal di Bandung adalah sosok pemuda yang rajin dan tekun, dia bukan seorang lulusan perguruan tinggi negeri atau pun perguaruan tinggi swasta terfavorit. Melainkan dia hanyalah seorang lulusan STM (Sekolah Teknologi Menengah), meskipun sebenarnya dia sangat ingin sekali melanjutkan study-nya di salah satu perguruan tingggi swasta terfavorit di Bandung. Namun keinginannya itu tidak menjadi kenyataan karena harus terbentur masalah keuangan.

Semenjak bersekolah di STM Rony sudah terbiasa berjualan susu yang dibungkus dengan plastik-plastik kecil, diikat dengan karet, kemudian susu tersebut ia jual kerumah-rumah tetangganya dengan menggunakan sepeda motor miliknya. Masa remaja Rony di Bandung dilewati dengan penuh kesederhanaan yang jauh dari kehidupan serba ada apalagi yang disebut kehidupan glamour. Sesuatu yang tidak berlebihan jika banyak orang yang mengatakan bahwa keberhasilan itu memang akan selalu berpihak kepada orang-orang yang mau bekerja keras dan sungguh-sungguh ingin merubah nasibnya. Demikian pula Rony yang sejak remaja biasa bekerja, kini ia berhasil menjadi pengusaha sukses di bisnis tas berkat serangkaian usaha dan kerja kerasnya. Tidak salah memang jika Rony dikatakan sebagai seorang pengusaha tas terbesar di Indonesia.

Itu memang bukan kalimat yang berlebihan, lihat saja produk yang di hasilkan dari perusahaan Rony, B&B Incorporations (B&B Inc.) merajai pasar tas yang ada di Indonesia. Para pengunjung taktiku tentu kenal dengan merek-merek tas yang sudah populer ini, seperti: Eiger, Export, Neosack, Bodypack, Nordwand, Morphosa, World Series, Extrem, Vertic, Domus Danica, Broklyn dll. Mungkin merek tersebut dikalangan anak sekolah dan kuliahan sudah tidak asing lagi, yang memang produk-produk hasil perusahaan Rony sengaja di targetkan untuk kalangan pelajar.

Semua merek tas tersebut di distribusikan secara nasional, sehingga wajar bila merek dagangnya sudah sangat terkenal. Produk Rony juga tersedia di berbagai outlet modern seperti Toserba Ramayana, Matahari Departemen Store, Robinson, dan berbagai hypermart seperti Carrefour, hingga jaringan toko-toko buku seperti Gramedia, dan Gunung Agung belum lagi toko-toko dan grosir tradisional lainnya.

Sumber : www.taktiku.com

MANAJEMEN PENJUALAN part2

strategi Penjualan

Promosi pada hakekatnya adalah suatu komunikasi pemasaran, artinya aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, dan atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan, Tjiptono (2001 : 219).
Sementara Sistaningrum (2002 : 98) mengungkapkan arti promosi adalah suatu upaya atau kegiatan perusahaan dalam mempengaruhi ”konsumen aktual” maupun ”konsumen potensial” agar mereka mau melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan, saat ini atau dimasa yang akan datang. Konsumen aktual adalah konsumen yang langsung membeli produk yang ditawarkan pada saat atau sesaat setelah promosi produk tersebut dilancarkan perusahaan. Dan konsumen potensial adalah konsumen yang berminat melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan perusahaan dimasa yang akan datang.

Adapun tujuan dari pada perusahaan melakukan promosi menurut Tjiptono (2001 : 221) adalah menginformasikan (informing), mempengaruhi dan membujuk (persuading) serta mengingatkan (reminding) pelangggan tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Sistaningrum (2002 : 98) menjelaskan tujuan promosi adalah empat hal, yaitu memperkenalkan diri, membujuk, modifikasi dan membentuk tingkah laku serta mengingatkan kembali tentang produk dan perusahaan yang bersangkutan.
Pada prinsipnya antara keduanya adalah sama, yaitu sama-sama menjelaskan bila produk masih baru maka perlu memperkenalkan atau menginformasikan kepada konsumen bahwa saat ini ada produk baru yang tidak kalah dengan produk yang lama. Setelah konsumen mengetahui produk yang baru, diharapkan konsumen akan terpengaruh dan terbujuk sehingga beralih ke produk tersebut. Dan pada akhirnya, perusahaan hanya sekedar mengingatkan bahwa produk tersebut tetap bagus untuk dikonsumsi. Hal ini dilakukan karena banyaknya serangan yang datang dari para pesaing.
Dalam melakukan promosi agar dapat efektif perlu adanya bauran promosi, yaitu kombinasi yang optimal bagi berbagai jenis kegiatan atau pemilihan jenis kegiatan promosi yang paling efektif dalam meningkatkan penjualan. Ada empat jenis kegiatan promosi, antara lain : (Kotler, 2001:98-100)
1. Periklanan (Advertising), yaitu bentuk promosi non personal dengan menggunakan berbagai media yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
2. Penjualan Tatap Muka (Personal Selling), yaitu bentuk promosi secara personal dengan presentasi lisan dalam suatu percakapan dengan calon pembeli yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
3. Publisitas (Publisity), yaitu suatu bentuk promosi non personal mengenai, pelayanan atau kesatuan usaha tertentu dengan jalan mengulas informasi/berita tentangnya (pada umumnya bersifat ilmiah).
4. Promosi Penjualan (Sales promotion), yaitu suatu bentuk promosi diluar ketiga bentuk diatas yang ditujukan untuk merangsang pembelian.
5. Pemasaran Langsung (Direct marketing), yaitu suatu bentuk penjualan perorangan secara langsung ditujukan untuk mempengaruhi pembelian konsumen.

Promosi penjualan yang dilakukan oleh penjual dapat dikelompokkan berdasar tujuan yang ingin dicapai. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Customer promotion, yaitu promosi yang bertujuan untuk mendorong atau merangsang pelanggan untuk membeli.
2. Trade promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk merangsang atau mendorong pedagang grosir, pengecer, eksportir dan importir untuk memperdagangkan barang / jasa dari sponsor.
3. Sales-force promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memotivasi armada penjualan.
4. Business promotion, yaitu promosi penjualan yang bertujuan untuk memperoleh pelanggan baru, mempertahankan kontrak hubungan dengan pelanggan, memperkenalkan produk baru, menjual lebih banyak kepada pelanggan lama dan mendidik pelanggan.
Namun yang jelas apapun jenis kebutuhan yang akan diprogramkan untuk dipengaruhi, tetap pada perencanaan bagaimana agar perusahaan tetap eksis dan berkembang. Apalagi jika perusahaan tersebut mempunyai lini produk lebih dari satu macam.

Ada 3 gagasan utama dalam perencanaan bisnis yang dikemukakan oleh Kotler-AB. Susanto (2000 : 80) ;
1. Bahwa bisnis perusahaan seharusnya seperti ” Portofolio Investment ”, yaitu
perlu diputuskan bisnis mana yang dapat dikembangkan, dipertahankan, dikurangi atau bahkan mungkin dihentikan. Karena tiap bisnis memiliki keuntungan masing-masing dan sumber daya perusahaan harus dikelola sesuai dengan potensi yang menguntungkan.
2. Berorientasi pada potensi keuntungan di masa depan dengan mempertimbangkan tingkat pertumbuhan pasar dan posisi serta kesesuaian perusahaan. Tidak cukup dengan mengandalkan penjualan dan keuntungan yang telah dicapai pada tahun sebelumnya sebagai panduan.
3. Strategi. Perusahaan harus memiliki dan menetapkan rencana kerja untuk mencapai sasaran jangka panjang dengan melihat posisi industri (lihat Identifikasi Pesaing), sasaran, peluang keahlian serta sumber daya perusahaan.
Di samping tiga gagasan utama di atas, perlu pula dilakukan analisa atau pendekatan-pendekatan untuk menanggapi adanya perubahan-perubahan pada kondisi pasar yang bisa berdampak pada faktor biaya, Tjiptono (2000 : 7- 8).
Sehingga dengan melakukan analisa dapat dilakukan antisipasi agar tidak keluar biaya yang tidak terkontrol yang dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan.

Sumber : http://jurnal-sdm.blogspot.com

Manajemen Penjualan

Manajemen Penjualan - Belajar Dari Joe Girard “The World’s Greatest Salesman”



Manajemen Penjualan ala Joe Girard sudah dipelajari dan diterapkan oleh banyak salesman dari seluruh dunia. Intinya adalah menerapkan ilmu dan seni staying in touch dengan pelanggan secara sempurna.

Siapakah Joe Girard? Ia diberi gelar “The World’s Greatest Salesman” oleh Guinness Book of World Records. Namanya ada di sana. Joe adalah seorang penjual mobil pada tahun 1960-1970 di Detroit, Amerika Serikat. Di tempatnya bekerja, ada wiraniaga lain yang menjual mobil dengan tipe dan harga yang sama seperti yang ditawarkan Joe. Salesman tersebut dapat menjual 3 mobil per bulan. Joe dapat menjual 6 mobil per hari! Bahkan, di puncak kariernya, untuk membeli mobil dari Joe, Anda harus membuat janji dua minggu sebelumnya…dan saat Anda datang di hari yang telah disepakati, Anda akan melihat banyak orang yang ingin membeli darinya sehingga Anda harus mengambil nomor untuk mengantri!

Sebelum dinobatkan sebagai The World’s Greatest Salesman, kesuksesannya tentu telah diselidiki oleh panitia Guinness Books. Mereka menemukan bahwa semua mobil yang diakui Joe dijual olehnya sendiri, ternyata memang dijualnya secara personal. Terlebih lagi, yang membuat hal tersebut menakjubkan adalah pelanggan yang telah membeli mobil dari Joe tiga tahun lampau, ternyata masih mengingat namanya! Tidak hanya beberapa dari mereka, namun SEMUA mengingat nama Joe dengan rasa gembira! Bagaimana mungkin ini terjadi?

Manajemen Penjualan Joe Girard punya satu sistem jemput bola (follow-up) dalam dunia penjualan. Kenyataannya, sistem ini pun telah menjadi subjek dari sekolah bisnis Harvard.

Joe mengirimkan sebuah kartu ucapan kepada semua pelanggannya, tidak hanya di Tahun Baru, Natal, dan hari ulang tahun mereka, tetapi SETIAP BULAN! Bulan Januari, ia mengirimkan kartu Selamat Tahun Baru. Di dalam kartu, ia menempelkan sebuah stiker “I Like You”. Bulan Februari, ia mengirimkan kartu Valentine, juga dengan tempelan stiker “I Like You” di dalamnya. Bulan Maret, ia mengirimkan kartu ucapan lain sesuai dengan hari libur nasional yang jatuh pada bulan itu, lagi dengan stiker “I Like You”… Ia melakukan ini setiap bulan! Kartunya bukanlah kartu biasa, namun sebuah kartu lucu dan manis yang membuat penerimanya tertawa! Ketika pelanggan berkumpul dengan teman dan kerabatnya, seringkali kartu tersebut menjadi bahan pembicaraan dan orang lain pun tahu tentang Joe Girard, si penjual ulung ini. Acap kali teman atau kerabat pelanggannya berkomentar, “Wow, Anda sungguh beruntung… Salesman Anda sangat menghargai Anda dengan mengirimkan kartu ini setiap bulan. Salesman saya justru tidak pernah mengirimkan satu kartu pun kepada saya!”

Dengan menggunakan sistem kartu yang sederhana ini, Joe mengingatkan pelanggannya bahwa, ”Hey, saya masih di sini, saya masih menjual mobil dan saya sangat senang jika Anda membeli mobil lain dari saya, atau jika Anda mereferensikan seorang kerabat atau teman Anda kepada saya!” Dengan sistem kartu tersebut, Joe “masuk” ke dalam ruang tamu pelanggannya setiap bulan tanpa hadir secara fisik di sana. Melalui sistem kartu ini pula, Joe menjadi topik pembicaraan di antara pelanggan dan teman-teman mereka. Ini adalah iklan positif yang free dan referensi yang bersifat word of mouth! Apa yang lebih powerful dari ini?

Bagaimana dengan Anda? Apakah pelanggan mengingat Anda? Apakah mereka berbicara positif tentang Anda? Apakah yang akan Anda lakukan terhadap hal itu? Mengaculah kepada manajemen penjualan Joe Girard.

sumber : www.jamesgwee.info

PERSIJA

PERSIJA